Entri Populer

Selasa, 05 April 2011

Passive ORIENTED

Bicara masalah kehidupan memang tak ada habisnya..terlebih pada masalah ekonomi. Sebagai laki-laki kita tak bisa melarikan diri dari tanggung jawab dari semua kebutuhan yang harus terpenuhi buat anak dan istri.
Perjalanan hidup kita mengalami pasang surut..
Ketika kita mendadak mendapat rezeki yang besar, kita ditawarkan berbagai jenis barang  yang harus kita beli dan tidak,. Sebagai manusia yang masih sadar bahwa kenyataan hidup harus bergulir seiring bekerjanya nafas kita yang masih setia menemani. Kita harus menentukan apa saja yang memang kita butuhkan.
Keluarga adalah target utama sebagai motivasi untuk tetap hidup bergerak aktif
Jika saja kita passive oriented…tak ada yang menghargai dan semua orang akan menyatakan:  “Kasian deh Loe”,...................!!!!!!!

     Jangan malu jika kita bekerja sebagai pegawai rendahan atau buruh kasar..jangan melihat teman-teman kita yang sudah sukses,,karena akan timbul sikap iri, malu dan gengsi terhadap kenyataan yang kita hadapi.
Banggalah terhadap pekerjaan yang kita kerjakan dan menghasilkan uang walaupun jumlahnya sedikit.
       Selanjutnya jangan menjadi pribadi yang konsumtif…dan berteman dengan orang yang dianggap kaya,,hanya mengharapkan uangnya saja…sebagai belas kasihan belaka…dan hanya mendapatkan uang dari mereka sekali atau dua kali. Kita harus bersikap “haus akan ilmu bagaimana mereka bisa sukses”. Dan memulai membangun kreativitas kita dengan mengambil pengalaman dan ilmu mereka..dan belajar dari ‘kerasnya persaingan”.
       Sifat iri dan malu akan membawa malapetaka, dimana akan menganggap semua masalah menjadi sempit. Dunia berputar..kita masih dikelilingi roh-roh jahat yang membujuk kita untuk berbuat curang, menipu, ingkar janji, dan lain-lain. dan seseorang bisa saja memiliki kemampuan menolak memenuhi kebutuhan dengan cara-cara yang berlawanan dengan ketentuan atau norma-norma yang ada di masyarakat (the ability of the individual to refrain from meeting needs in ways which conflict with the norms and rules of community), jika masih mengalami dimana kebuntuan dan berorientasi frustasi karena merasa tidak ada yang menolong. Seakan-akan tidak ada teman yang bisa menolong..dan akhirnya terjerumus dalam pergulatan tindak pidana yang seharusnya tidak dilakukan.   Individualisme yang kita hadapi memang harus kita makan mentah-mentah..tetapi jangan lupakan kita juga harus bersikap penolong sesama, namun bukan saja materi yang selalu kita harus keluarkan tetapi jalan keluar, anggaplah kita bantu untuk memberi pekerjaan, tetapi kita tidak akan tega melihat teman menjadi anak buah kita selamanya..dan harus mendidik untuk dapat keluar dari situasi walaupun butuh mental baja dari semua resiko pekerjaan. Terkadang kita salah mendefinisikan arti pertemanan..apa arti teman jika hanya memberikan wacana serta nasihat tanpa memberikan jalan yang terbaik secara nyata..dan mungkin ada tingkat pertemanan atau klasifikasi yang berbeda. Jika saja kita masih bersikap pasif dan malas mencari peluang untuk mendapatkan uang, kita tidak bisa berdiri sendiri butuh teman yang mengerti dan peduli, dan jangan sempat kita membuatnya sakit hati..karena peduli hanya satu kali..Tetapi jika sudah tidak dibantu, dan membuatnya sakit hati…tetap meninggalkan sikap pasif dalam mencari rezeki..

3 komentar:

  1. ngomong masalah rezeki nih....yang penting halal bro...kalo gak halal tangkep polisi loe...

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus