Entri Populer

Kamis, 16 Juni 2011

lagi-lagi demam..

Biru hati
sebiru warna kesukaan
walau memar berbaur merah tapi tak sakit perih
namun panas dan berdegup jantung
takut beresiko
aku belum beli obatnya

malam larut
apotik tutup
hanya ada tukang obat pinggir jalan
dan celoteh-celoteh status yang semu

aku cari aspirin
untuk hilangkan khayalan dan mimpi
tak sembuh dalam sekejap
hanya dia yang punya obatnya
namun aku tak punya air untuk menelannya

demamku berkepanjangan
ketika melihat balon terbang menari dalam angan
dan tali yang mengikatnya akan segera putus
akibat agitasi yang cukup lama dan terkena panasnya matahari
ia berkilah mungkin matahari sudah terlihat wajahnya

ah pantas saja aku demam..akibat dingin malam dimusim kemarau
dan panas terik di siang hari
aku mau cari obat saja di atas pulau Jawa
mungkinkah, dapatkah, apakah?
aku jadi seperti adolesen..
yang gak peduli norma yang ada
udahlah masa sih aku bagai teman anakku
Sehingga aku menunggu kata-kata temanku yang mengumpat: "Bocah Tua Nakal".
mungkin dengan kata itu aku tak jadi demam...takut ketagihan...

Senin, 06 Juni 2011

.....destiny of the sun.....part I

ketika wanita bertanya pada matahari
apa arti cinta sesungguhnya
belum sempat matahari menjawab, waktu sudah menjelang gelap hingga terpaksa terkunci dulu sinarnya
akhirnya dia bertanya pada bulan yang belum memunculkan wujudnya hingga bulat sempurna
bulan hanya berkata: "cinta adalah jerawat seperti wajahku, yang penuh dengan bulatan-bulatan bebatuan hingga menyerupai jerawat"
wanita tak mengerti apa arti kata bulan..kembali ia bertanya mengapa bulan sering berjerawat.
bulan hanya menggumam: "karena bulan menunggu kapan datang lagi Neil Amstrong menghampiriku"..
hingga wanita itu melewati malam ditemani bulan yang bisu..
cinta bagai penantian yang tak pernah usai
menunggu saatnya matahari terbit
menunggu saatnya matahari berbagi sinarnya yang panas
menunggu saatnya matahari reinkarnasi
menunggu takdir

perjalanan malam

Ketika kendaraan berjalan dengan kecepatan penuh.
Aku rasakan getaran di jantung berdegup keras
Terlintas bayangan kematian di depan mata
Dan terbaca sambil komat-kamit meminta ampunan dariNya.
Kemudian seperti melihat bayangan anak-anak dan istri tercinta di rumah sedang meratapi
tubuh kaku yang terselubung kain putih.
Perjalanan malam tak seperti perjalanan naik delman yang perlahan mengikuti sang sais memecut kudanya kearah yang benar....
Kendaraan tak henti-henti mengejar waktu agar cepat sampai tujuan
Dimanakah diriku yang tak berdaya memerintahkan supir berjalan perlahan
Aku seperti terpaku melihat goresan-goresan dosa yang ku perbuat
Perjalanan malam seperti mimpi buruk yang tak pernah usai sampai pagi
Pasrahkan diri dalam penentuan Sang Khalik..apakah sudah waktuku berhenti atau masihkah adakah kesempatan untuk memperbaiki diri...
perjalanan malam bisa saja kita terlelap selamanya..
Dimana nyawa tak ada garansinya…
Dimana raga tak ada sparepartnya..
Tinggal kita siapkan diri…apakah menjadi teman siluman atau sahabat malaikat.

wait for me mami...

guilty and not guilty..
keputusan ada di tanganmu mami
beri saja sepiring mie keriting buatanmu tanpa telur
jangan lupa sajikan dengan panas 60 derajat celcius aku akan suka

aku akan pulang mami, janji deh perjanjian itu bukan hanya secarik kertas yang sia-sia
gak akan terdengar berita dan cerita aku mencari selainmu mami
mami ceritalah sedikit tentang anak kita yang baru saja minta sepeda mini
apakah mereka tahu bapaknya have a guilty
jangan sampai mereka tahu mami..
kalau baru saja aku mengejar mimpi
yang tak akan terbeli
sekarang aku serius nih, .untuk mematri hati selalu padamu mami
tapi sajikan aku mie keriting yang panasnya 60 derajat yah
aku akan segera pulang..
wait for me mami...

kok..merokok...

baru datang...
pintu masih terkunci..
masih pada bermimpi 
bunyi suara jam 4 kali

merokok dulu ah
mumpung belum bangun nyonya
habis 3 batang rokok terkunyah paru-paru..
nyonya akhirnya keluar buka pintu dengan senyum yang garang
dan meniup bara api dengan seember air ledeng
sambil cengar cengir, sembunyikan rokok
nyonya berbisik: merokok lagi yah...

kantukku hilang
walau tanpa kopi kental
walau tanpa lima potong pisang goreng
akhirnya aku duduk terkapar tanpa rokok di tangan
akibat gambar tangan-tangan halus..berwarna biru

aku berhenti 
menghisap kretek kesayangan
tak membeli nikotin 
tapi, hanya sebentar, aku ingin lagi menghirup asap
tapi menunggu nyonya terlelap

ditempat gelap
merokok lagi ah
padahal tempatnya seram
hingga banyak hantu gentayangan.
dan aku hanya berbisik sorry mami, aku bisa berhenti .......merokok kalau aku mati.