Entri Populer

Sabtu, 19 Maret 2011

rumahku rumahmu jelas berbeda

Aku punya rumah tidak sebagus rumah pejabat
dan aku tidak punya rumah yang ada kolam renang
rumahku terbuat dari keringat dan desahan nafasku yang sesak
rumahku berdiri karena cinta bukan dari uang gratisan dan warisan
cinta kepada istri dan anak-anak yang menderita selama bertahun-tahun ngontrak
rumahku berfondasi hati yang selalu teriris melihat pejabat makan uang rakyat
dan beratap rasa sayang kepada keluarga yang selalu mendoakan aku setiap aku melangkah
aku punya rumah bukan karena ada regulasi dari pejabat yang membuat peraturan seenaknya tanpa mendengar perasaan rakyat yang memilihnya
rumahku dan rumahmu (pejabat) jelas berbeda, rumahku penuh perahan air keringat yang siang malam terbuang keluar, akibat panas dan hujan yang menerjang. bukan seperti kamu (pejabat) yang berasal dari perahan keringat rakyat yang setia membayar pajak
tapi kamu (pejabat) akan selalu mengatakan "anda iri, jika anda jadi pejabat akan melakukan hal yang sama"
dan aku hanya merenung, bisakah aku jadi pejabat?
jika aku jadi pejabat apakah aku masih bisa melihat potret kemiskinan, dan tak mungkin karena sibuk dengan rapat-rapat yang berputar-putar mencari akal agar keluar uang gratisan jatah pejabat
aku bukan pejabat karena aku tidak mau menjadi pejabat yang sudah dikutuk rakyat
aku berharap menjadi manusia yang masih memiliki hati
aku berharap menjadi manusia yang masih memiliki rasa malu
aku bukan binatang buas, yang buas memakan daging kurus rakyat jelata
aku bukan siapa-siapa
aku hanya semut yang tidak terlihat dari kejauhan
dan rumahku, rumah yang menaungi rasa lelahku di waktu malam
rumahku dan rumahmu jelas berbeda.
rumahku bagaikan surga bagiku, tapi rumahmu terasa panas yang menyengat hatimu seumur hidup.
aku tak tahu, aku tak tahu, juga tidak mau tahu. siapa dirimu.
aku tak mau memilihmu jadi wakil suaraku dari pemilu nanti
jika anggota DPR akal-akalan mencari uang dengan mengajukan rencana kebutuhan dan berharap balik modal
sementara rakyat harus akal-akalan untuk mencari makan
bila saja mata dan telinga pejabat melihat dan mendengar jeritan rakyat maka..........
tak akan ada yang mati karena terlindas zaman akibat tidak makan
tak akan ada yang mati gantung diri karena terlibat hutang
ya sudahlah percuma aku mengumpat para pejabat....aku hanya bersyukur karena tidak menjadi pejabat yang dikutuk setiap saat
dan rumahku tetap berdiri sampai saat ini..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar