Entri Populer

Sabtu, 21 Mei 2011

Revisi Dan Koreksi Terhadap Terbelahnya Hati Dan Tujuan Cinta Yang Patut Kita Persembahkan

Kita sering mendengar dan disuguhkan berita perceraian rumah tangga yang diakibatkan oleh beraneka ragam sebab..antara lain:

  1. Terbelahnya hati sang suami akibat tidak bisa melihat wanita lain yang telah menggugah hatinya.
  2. Akibat suami tidak sanggup memberikan kebutuhan baik biologis dan materi
  3. Sang Istri berselingkuh alias tidak setia
  4. Perbedaan prinsip dan pola hidup yang menimbulkan pertengkaran yang berkepanjangan

Alasan-alasan itu menjadikan perceraian menjadi solusi...dan jalan yang terbaik. But, mau dikemanain anak-anak..so pasti derita panjang yang dihadapi mereka terlebih jika mereka masih kecil dan kemungkinan tidak mengenal orangtuanya jika kelak telah dewasa. Dalam kehidupan dikenal dengan kata takdir..jika Allah menghendaki semua tidak akan bisa menentangnya.  Dan bila terjadi kata cerai atau sang Suami punya wanita lain alias poligami
Ada yang bilang, poligami hanya unsur nafsu belaka..bukan karna cinta. Sementara cinta dan nafsu berbeda tipis....bisa kita rasakan sebelum menikah yang awalnya ada prasasti dua insan yang menyatakan ucapan sakral di depan penghulu untuk saling mencintai dan tidak berpaling dengan yang lain...padahal bayangan pada saat itu adalah ”malam pertama”...sudah mengganggu konsentrasi dalam mengucapkan ijab qabul...
Cinta ibarat ”makanan yang enak dimakan dan kita akan menyukainya sampai kita bosan dan seperti candu yang membuat kita ketagihan”. Bagaimana dengan poligami yang harus membagi hati kepada dua wanita....? saya rasa sulit dan rumit. Seperti tidak ada tujuan mana yang patut kita persmbahkan cinta kita.

Tanpa ada unsur cinta kita tidak akan mau melebur bersama. namun masalahnya adalah sampai sejauh mana kita mencintai pasangan hidup kita hanya hati kita yang tahu, dan sejauh mana pasangan kita mencintai kita sebagai sosok suami didamkan olehnya. Poligami merupakan bagian dari masa-masa kejenuhan Sang Suami. Bagi kaum laki-laki, lambat laun cinta itu akan luntur walau banyak orang yang tidak berani mengakuinya...dan terkadang menutupinya dan Alhasil perselingkuhan atau mencari kepuasan terhadap wanita lain dari PSK, dan pacar gelapnya bahkan istri orang mereka lakukan.
            Kembali kita renungkan, apakah poligami harus dilakukan...menurut saya ”jangan sekali-kali melakukannya andai andai belum bisa membagi rasa cinta”. Memang bisa saja membagi...tetapi hilangkan rasa atau perasaan ”kasihan”...itu yang sulit...sehingga laki-laki harus bertindak ”kejam” tanpa mau melihat perasaan sang istri...
Tetapi saya tidak bisa melarang, siapapun boleh poligami..sudah menjadi hak laki-laki...tetapi pasti ada yang dikorbankan,,,yakni perasaan Istri pertama yang hancur dan saat itulah dimana kita akan mengalami kesulitan dalam membelah hati.
Ketika terbelahnya hati anak-anakpun menjadi korban, karena sang bapak sering pergi dan tidak tiap hari bersama mereka..selanjutnya Istri keduapun jadi tak luput menjadi korban akan ulah kita...hidupnya tak tenang...bisa akibat omongan tetangga yang menanggap merebut suami orang dan ketidaksempurnaan berumah tangga..dan semua masalah itu dibutuhkan pribadi dan iman yang kuat. Banyak juga contoh dimana poligami tidak bermasalah....Cinta pada istri pertama tidak bisa kita hilangkan..karna pertama kali sejarah yang buat dalam menjalani rumah tangga tidak bisa sirna dalam bayangan kita... dan susah dan senang sudah dilewati bersama...sehingga kemana cinta seharusnya kita persembahkan...sudah terjawab oleh hati....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar