Entri Populer

Sabtu, 19 Maret 2011

Pahit


Belah hati ini sebelum hari menjelang pagi walau rasa tetap beda
Belah hati sebelum malam dan raga masih tenggelam
Apalah arti hari tadi,..... tak ada......
Semua terdiam tak bicara ...tak peduli
Aku disini menggigit jari
Hanya nikmati secangkir kopi pahit, sepahit hari tadi.
Baru aku tahu betapa kejamnya dunia
dan tadi siang...Aku yang kecil berdiri di bawah matahari yang panas menyengat
dan tak sadar bermandi keringat...
tanpa ada yang memberiku sepotong batu es yang dapat tertetes dihatiku
tes......tes.....tes...wrrrrrrr dan dingin....dingin....dingin sampai masuk angin..
 ketika angin masuk ke dalam perut bisakah angin keluar berwarna merah
ketika dahi ini mengkerut karena duniaku carut marut...
bisakah hari ini akan menjadi cerah
pahit hari kemarin, mungkin tak ada gula yang mendekat
teguklah kopi pagi ini dan bayangkan manis agar menjadi nikmat
Letih, lesu, kurang darah........mengapa aku tidak menjadi drakula
seperti renternir ternsenyum nyinyir dan.setiap hari bermuka galak
aku tak mau begitu...biar pahit tapi tetap kutenggak
Ingat kata ibuku: "nak, katakan sebenarnya walau itu pahit"
Ya, Ibu maafkan aku karena tak mau dengar kata itu
ketika sepotong es di tanganku, terasa dingin,
sedingin wajahku sepotong es itu tidak meresap hatiku yang masih bimbang terhadap dunia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar