Entri Populer

Sabtu, 19 Maret 2011

Cerita Sore......dan Aku tidak punya utang loh...

Ketika aku pulang, habis nyari uang..aku dikagetkan, tapi untung bukan sama si penagih hutang....
emangnya aku punya hutang? kayaknya nggak, tuh. aku cuma udah buat ATM di warung Bang Maman, pengen tau singkatanya ATM, itu tuh ASAL TAU MALU (ATM).  tapi sebenarnya lebih cocok dengan namanya Credit Card...bukan ATM.
setelah sampai masuk kamar, anakku yang kedua menyambutku dan berkata: Bapak-bapak kok lama banget nyari uangnya, Jauza kangen nih.bukan kangen sama Bapaknya tapi kangen uangnya buat jajan. Jauza bercerita kalau ia kemaren pergi ke Bang Maman nggak bawa uang terus dimarahin sama Mama,kenapa ngga bawa uang. sebanarnya kadang-kadang aku ngiri, nggak dipanggil Papa, sementara istriku dipanggil mama, kan nggak matching sama panggilan Bapak, tapi udahlah aku pikir aku lebih sreg dipanggil dengan Bapak.
Utang di Bang Maman, cuma sedikit....paling 5000 perak. itu karena anak-anakku sering kesitu nggak bawa uang dari rumah.
Kalau di Bang Bari, aku juga udah buat ATM. disono khusus rokok kretek yang setiap hari kuhisap, sampai 2 bungkus itu juga kalau Bang Bari kagak lagi cemberut, dan nggak lagi ribut sama bininya. tanda-tanda kalau dia lagi nggak mau kasih, biasanya kulit mukanya kelihatan keriput, baru dia nggak mau kasih tuh rokoknya diutangin. Ada lagi Bang Bani. dia juga ngutangin, tapi dia mah berbunga, mending kalau bunga Mawar, harum, ini kayaknya bunga bangke....Kalau Bang Beca, tuh agak mendingan, makanya banyak yang ngantri kalau mau utang..kenapa dia dipanggil Bang Beca, karena dulunya dia tukang Beca..nama aslinya kalau nggak salah Kosasih atau Ucup,dia jarang ngasih tau KTPnya, takut ketauan umurnya berapa...atau warganegara mana, maksudnya kampungnya.

Bicara utang piutang emang jadi topik yang selalu terdengar. apalagi sama renternir...sudah merasuk di kampung-kampung....padahal orang yang berhutang merupakan orang yang dipercaya sama orang, kalau nggak dipercaya nggak dikasih...untuk berhutang
kalau melihat budaya hutang, hampir semua masyarakat Indonesia, berhutang, tanpa kita sadari kita kredit motor sudah berhutang cukup tinggi..dan kadang-kadang kena penalty, akibat tidak bayar tiga bulan.

Berhutang dan menggadaikan barang adalah usaha untuk mencari uang dan memenuhi kebutuhan. dan anak-anaku mengerti bahwa berhutang itu tidak baik dilakukan buktinya, ketika aku suruh anak-anak ke warung untuk membeli sesuatu dan aku bilang uangnya belakang, mereka menolak, dan mereka bilang, "ada uang, ada barang", ternyata pintar juga mereka tidak mau terlibat dalam hutang piutang....

Aku melihat teman-temanku yang terlilit hutang hingga juta-jutaan, sangat tertekan setiap harinya dan mereka hanya bisa berpikir, bagaimana menyelesaikan hutang tersebut sebelum mereka mati.... putus asa dan tiada harapan menjadi waja-wajah yang mereka tampilkan....selanjutnya berangsur-angsur mereka menjadi bisnis man kampung, misalnya dengan menjadi perantara motor, rumah, baik jual beli maupun gadai mengadai.

Busines Kampung menjadi model para penganggur dan mereka akhirnya terjebak dalam tipu menipu, tetapi masih di jalur hukum....
memang para pembeli motor atau pun rumah terkadang menyesal ketika motor atau rumah sudah terbeli, disebabkan jika melalui perantara menjadi mahal, memang tidak menyalahi hukum, tetapi keikhlasan antara pedagang dengan pembeli sering tidak terjadi....penjual kadang kesal, dan selalu mengeluh: "wah calonya untung gede banget"..yah memang jual beli zaman sekarang  masih   tidak lepas dari fenomena tersebut.

Manusia diciptakan Sang Pencipta, untuk beribadah dan selalu ikhlas dalam menjalaninya...begitu pula aktivitas jual beli, memberikan hutang juga beribadah...dan harus bertujuan untuk solidaritas sesama umat...
tetapi solidaritas antar teman,saudara masih jauh dari harapan...pada suatu saat aku aku memerlukan uang mendadak,,tidak ada satu pun peduli..karena mereka tak percaya aku tidak punya uang ......
akhirnya aku pasrah diri..dan kugadaikan HPku...(kaya Gombloh aja)...
setelah HP tergadai, aku panggil semua anak-anakku dan mengatakan: Wahai anak-anakku, jika kalian besar nanti, harus saling tolong menolong dan berilah pertolongan bagi mereka yang benar-benar kesulitan..Insya Allah akan menolong kalian....
Memang aku belum menjadi teladan yang baik bagi mereka, namun menghimbau kepada anak-anakku wajib hukumnya...
Hutang, dan pertolongan menjadi buah simalakalma...Orang yang memberikan hutang dapat dikatakan menolong sekaligus menjebak kita.
terkadang kita tidak pernah menjumpai orang yang memberikan hutang secara ikhlas, dengan tidak menetapkan waktu pembayarannya...dan aku hanya mengurut dada, dan berandai-andai, jika aku memiliki banyak karcis atau tiket kesurga...aku tidak akan menjualnya atau mengutanginya, akan kuberikan seilkhlasnya, karena tiket ke surga tidak mahal, hanya rasa ikhlas yang sampai sekarang sulit terjadi...............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar