Sabtu, 19 Maret 2011

nak, maafkan papamu...

Ketika lemparan batu
tepat di mata.ini
seakan hujan gerimis tak berhenti
dan kau tertawa melihat aku beringas.
dan kau tetapkan perjanjian..

Ketika terbelahnya hati
akibat pisau tajam..memisahkan apel berwarna pink..
sampaikan maafku padanya dan aku hanya titip buah itu..
tapi jangan sekarang kau lempar batu..
percayalah aku pasti pergi...


Darahku telah terlanjur mengalir.......
tapi sekarang, kau anggap  beku.
setelah kau jejali kata mati padanya.
hingga sampai kapanpun  tak tau siapa aku...
wajar aku beringas hingga terdengar suara burung hantu....
kamu sok tau, mengganggap aku seperti penjahat

dan aku anggap kamu tidak fair.....itu kata terakhir untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar