Sabtu, 19 Maret 2011

14 tahun sudah.....ikan asin dan gula jawa

Rasaku dan rasamu jelas tidak sama Rasaku asin seperti air keringat, dan rasamu bagai tebu baru dipetik

ibarat ikan asin dan gula Jawa..jangan dong disamakan,,ujarmu.

Lalu kau katakan dengan lantang: "Apa kata bapakku yang seorang priyayi, nanti, jika ikan asin campur gula jawa",tau diri dong"

Aku terhenyak dan gemuruh amarah bagai erupsi merapi terdengar sambil mengucap:

"Wedus Gembel, sopo sing tresno karo Bapak sampean" please deh jangan geer"

Ikan asin tak akan bisa dicampur gula jawa jika tak ada minyak goreng dan wajan agar menjadi Orek,

dan Bapakmu pasti bilang,"Orek, orek lagi, kapan dong dapat rendangnya atau sate kambing lima tusuk..

Bosan deh disuguhi cerita orek. dan Bapakmu pasti bilang juga: "Ojo kesusu, kamu harus dapat yang sederajat, dan sesuai bobot, bibit, bebet.." mendengar itu aku jadi ingat lagi Bento yang kuplesetkan:

"Namaku Beben, rumah BTN, hobiku ngamen dan makan permen" lanjutanya lupa..

Mana mau bapakmu mengangkatku jadi mantu...mimpi deh dan bisa rubuh benteng kraton kalau aku jadi mantu bapakmu.

Bapakmu pasti bilang: "kere ya kere, dan gak mungkin menjadi keren alias sugih" paling-paling kowe cuma bisa ngasih makan kembang duren.

Life is goes on, dan 14 tahun berlalu dan tak pernah jumpa..

Rasa itu tak pernah berubah, masih asin,,,,entahlah dengan rasamu apakah masih manis atau tidak

tak mungkin, karena aku tak pernah dengar gula menjadi garam

aku cuma pengamen, nggak keren bukan juga lulusan pesantren

dirimu mungkin tetap priyayi, dan semua bisa dibeli..

and I know, salted dried fish remains, and sugar remain the sweet sugar that is always preferred ... while the salted fish always be avoided because it can allow blood to be high tension

Tidak ada komentar:

Posting Komentar